Sejarah Terbentuknya Desa Kadiwono pada awalnya merupakan komunitas pemukiman penduduk dengan jumlah jiwa yang masih sedikit, tersebar di tepi atau di dalam kawasan hutan jati yang pada waktu itu dikelola oleh Perusahaan Kehutanan Pemerintah Hindia Belanda . Mata Pencaharian penduduk disamping bercocok tanam milik sendiri juga bertani di kawasan hutan sebagai pesanggem , serta bekerja sebagai buruh tanaman, pemeliharaan dan tebangan katu kehutanan .
Perusahaan Kehutanan Pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu berkantor pusat di Desa Kadiwono . Fasilitas Pesanggrahan “Tempo Doeloe” kolam renang dan lapangan kerjja tenis serta jaringan jalan angkutan produksi kayu jati masih dapat dilihat sebagai bukti sejarah sampai sekarang .
Pada jaman republic ini manajemen perusahaan kehutanan Negara dipegang oleh Perusahaan Umum Perhutani (BUMN) yang kantor pusatnya telah dipindah ke kota Rembang , namun kata “Kadiwono” masih melekat dengan penyebutan lengkap “ Kesatuan Pemangkuan Hutan Kadiwono” di Rembang .
Karena sangat dipengaruhi oleh sejarah Kehutanan maka Desa Kadiwono yang kita lihat seperti sekarang ini mempunyai ciri spesifik sebagai berikut :
Sebagai penjelasan huruf C (Lahan pertanian yang sempit) dan huruf D (Kawasan Hutan yang luas) diatas , sebagai akibat kebijakan tata guna lahan yang berpihak pada penguasa Hindia Belanda pada saat itu . kemudian Desa Kadiwono terus berkembang dengan Kepala Desa :
No |
Periode |
Kepala Desa |
Sekdes |
1 |
1925- 1934 |
|
|
2 |
1934- 1940 |
DJASMIN |
SUPRAYITNO |
3 |
1940- 1959 |
DJASMIN |
SUPRAYITNO |
4 |
1960- 1972 |
DJASMIN |
SUPRAYITNO |
5 |
1973- 1985 |
DJASMIN |
SUPRIYANTO SUPRIYANTO |
6 |
1986- 1998 |
DJASMIN |
SUPRIYANTO |
7 |
1999- 2007 |
TUGINO |
SUPRIYANTO |
8 |
2007- 2013 |
AHMAD RIDWAN |
SUPRIYANTO |
9 |
2014- 2019 |
AHMAD RIDWAN |
SLAMET |
10 |
2020- 2025 |
AHMAD RIDWAN |
SLAMET |